Menurut
Hastuti (2002) kebanyakan sel bakteri dapat bergerak dengan menggunakan
flagel, akan tetapi ada bakteri yang tidak dapat bergerak karena tidak
memiliki falagel. Hal ini senada dengan pernyataan Taringan (1988) yang
menyatakan bahwa gerak bakteri terjadi pada bakteri yang mempunyai
flagel, karena flagel ini merupakan alat gerak bagi sel bakteri. Flagel
merupakan bulu-bulu cambuk yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri dan
letaknya berbeda-beda tergantung kepada spesiesnya. Berdasarkan jumlah
dan posisi flagel dapat Menurut Taringan (1988) dibedakan menjadi:
- Monotrikh : mempunyai satu flagel
- Ditrikh : mempunyai dua flagel
- Pentrikh : mempunyai banyak flagel pada permukaan tubuh
- Lopotrikh : mempunyai flagel pada salah satu ujung tubuh bakteri yang berjumlah lebih dari dua buah
- Amfitrikh : mempunyai flagel pada sisi tubuh yang berlawanan
- Atrikh : tidak memiliki flagel
Flagel
tersusun atas tiga bagian yaitu 1) pangkal (basal) merupakan bagian
yang berhubungan dengan membran palasma, 2) hook yang pendek, 3) filamen
yang bentuknya seperti benang yang panjangnya sampai beberapa kali
melebihi pangjang tubuhnya. Menurut Gross (1995) struktur bakteri yang
berflagel itu kaku dan dilengkapi dengan gelendong yang berbentuk
spiral. Gelendong spiral tersusun atas protein yang disebut dengan
flagelin yang merupakan unit dasar penyususn flagela.
Untuk
mengamati gerak pada bakteri dengan baik maka bisa menggunakan metode
tetesan bergantung (Hastuti, 2002). Dalam pengamatan gerak bakteri, ada
dua hal yang harus diperhatikan yaitu motalitas bakteri dan gerak brown.
Bakteri yang bersifat motil akan nampak jelas bergerak,
dan bergeraknya melaju kearah tertentu, sedangkan sel bakteri yang
tampak sebagai gerak brown adalah gerakan yang bukan berasal dari
bakteri itu sendiri melainkan dikarenakan adanya partikel-partikel air
yang ada disekeliling sel atau adanya energi kinetik. Pada gerak brown,
organisme bergetar dengan laju yang sama dengan menjaga hubungan ruang
yang sama satu sama yang lain (Volk, 1988)
Motalitas
dapat diamati dengan baik pada biakan yang masih baru. Pada biakan yang
sudah lama akan dapat menjadi penuh sesak dengan makhluk hidup yang
giat dan banyak bakteri yang sudah mati, sehingga sangat sukar untuk
mendapatkan sel yang motil, selain itu produksi asam dan produk yang
bersifat racun dapat menyebabkan hilangnya motalitas sel bakteri pada
biakan (Volk, 1988).
Menurut
Taringan (1988) beberapa bakteri dapat melakukan gerakan meluncur yang
sangat mulus yang hanya terjadi kalau persentuhan dengan benda padat.
Kebanyakan bakteri yang dapat “berenang” dapat mendekati atau menjauhi
berbagai senyawa kimia yang disebut kemotaksis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar