Hukum dasar
mekanika terbukti mampu menjelaskan berbagai fenomena yang berhubungan dengan
sistem diskrit (partikel). Hukum dasar ini tercakup dalam formulasi Hukum
Newton tentang gerak. Selain sistem diskrit di alam ini terdapat bentuk sistem
lain yaitu sistem kontinyu yang mencakup benda tegar dan fluida. Pada bagian
ini akan dibahas formulasi hukum mekanika pada benda tegar yang pada akhirnya
akan diperoleh bahwa hukum-hukum yang berlaku pada sistem diskrit juga berlaku
pada sistem kontinu ini.
Perbedaan
mendasar antara partikel dan benda tegar adalah bahwa suatu partikel hanya
dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) saja, sedangkan benda tegar
selain dapat mengalami gerak translasi juga dapat bergerak rotasi yaitu gerak
mengelilingi suatu poros. Berbagai aspek dari gerak rotasi inilah yang akan
menjadi pokok pembahasan pada bab ini.
Baik fluida
yang merupakan materi dalam wujud gas atau cair sangat berbeda dengan partikel
maupun benda tegar yang berwujud padat, keduanya memiliki hukum dasar yang
sama, yaitu hukum dasar mekanika.
ROTASI BENDA
TEGAR : TORSI
Pengamatan
terhadap alam di sekitar kita menunjukan kepada kita salah satu bentuk gerak
berupa gerak berputar pada porosnya. Jenis gerak ini dinamakan gerak rotasi.
Gerak bumi pada porosnya adalah salah satu contoh dari gerak rotasi. Gerak
rotasi bumi memungkinkan terjadinya siang dan malam. Ketika kita membuka dan
menutup pintu rumah kita, dorongan tangan kita menimbulkan gerak rotasi pintu
terhadap engselnya.
Sekarang mari
kita tinjau sebuah pintu. Apabila kita mendorong pintu tersebut, maka pintu
akan berputar sesuai dengan arah dorongan gaya yang diberikan. Gaya dorong yang
menyebabkan pintu berputar selalu berjarak tertentu dari poros putaran. Apabila
kita beri gaya dorong tepat di poros, niscaya pintu itu tidak akan berputar.
Jarak poros putaran dengan letak gaya dinamakan lengan momen. Jadi, bisa
dikatakan perkalian gaya dan lengan momen ini yang menyebabkan benda berputar.
Besaran ini dinamakan torsi atau momen gaya.
Pengertian
torsi dalam gerak rotasi serupa dengan gaya pada gerak translasi yaitu sebagai
penyebab terjadinya gerak. Menurut hukum Newton, benda bergerak disebabkan oleh
gaya. Prinsip ini juga berlaku pada gerak rotasi yang berarti benda bergerak
rotasi disebabkan oleh torsi.
Kita bisa
mendefinisikan suatu besaran baru, yaitu momen inersia yang menyatakan
kelembaman benda ketika benda bergerak rotasi. Momen inersia analogi dengan
massa pada gerak translasi.
Torsi atau
momen gaya juga dihasilkan dari momen inersia dikalikan dengan percepatan
rotasi (percepatan sudut). Ini merupakan analogi dari gaya sama dengan massa
dikali percepatan yang merupakan bentuk hukum Newton kedua. Jadi, hukum Newton
kedua juga berlaku dalam gerak rotasi. Penjelasan di atas mengungkapkan berlakunya
hukum Newton pada gerak rotasi.
ROTASI BENDA
TEGAR : MOMEN INERSIA
Setiap benda
memiliki kuantitas yang mewakili keadaan benda tersebut. Massa suatu benda
mewakili kelembaman benda ketika benda bergerak translasi. Pada saat benda
bergerak rotasi massa tidak lagi mewakili kelembaman benda, karena benda yang
bergerak rotasi terikat dengan suatu poros tertentu yang mana keadaan ini tidak
dapat diabaikan. Keadaan ini mengharuskan adanya suatu kuantitas baru yang
mewakili kelembaman benda yang bergerak rotasi. Besaran yang mewakili
kelembaman benda yang bergerak rotasi dinamakan momen inersia (momen
kelembaman) dan dilambangkan dengan I.
Pernyataan
untuk momen inersia muncul dari analogi hukum Newton kedua untuk gerak rotasi.
momen inersia adalah perkalian massa dengan kuadrat jarak benda ke poros.
Persamaan ini dapat diperluas untuk sistem benda yang berotasi maupun untuk
benda dengan bentuk tertentu.
Momen inersia
untuk sistem dengan beberapa benda yang berputar bersama dapat ditinjau sebagai
penjumlahan dari tiap-tiap massa tersebut. Adapun untuk benda-benda dengan
bentuk tertentu perhitungan momen inersianya menjadi lebih menantang dan lebih
mengarah persoalan matematis. Secara sederhana kita dapat menulis pada
persamaan momen inersia untuk berbagai bentuk benda tegar sebagai integral
kuadrat jari-jari terhadap massa.
Tanda integrasi
mewakili penjumlahan terhadap bagian-bagian kecil massa benda. Jadi, pada
prinsipnya kedua rumus menyatakan besaran yang sama.
ROTASI BENDA
TEGAR : MOMENTUM SUDUT
Pernahkah
kalian menyaksikan atlet ski es yang sedang melakukan atraksi berputar? Kalau
kita amati dengan cermat putaran atlet ski tersebut akan semakin cepat apabila
bentangan tangannya semakin kecil. Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa
ini? Perlu kalian ketahui bahwa peristiwa ini berkaitan dengan momentum
benda yang berotasi.
Setiap benda
yang bergerak memiliki momentum. Benda yang bergerak translasi mempunyai
momentum yang besarnya merupakan perkalian antara massa benda dengan
kecepatannya. Demikian halnya pada gerak rotasi, kita dapat menuliskan
pernyataan untuk momentum sebagai perkalian momen inersia dengan kecepatan
sudutnya. Jadi dapat dituliskan :
Momentum sudut = momen inersia x kecepatan sudut
Dengan L
melambangkan momentum sudut rotasi. momentum sudut adalah hasil perkalian dari
lengan momen dengan momentum linier.
Contoh yang
baik untuk meggambarkan momentum sudut rotasi, yaitu seseorang yang melakukan
ski es (ice skating) ketika sedang mendemon-strasikan atraksi berputar. Kalau
kita perhatikan, putaran atlet ski itu semakin cepat tatkala rentangan
tangannya semakin pendek. Hal ini menunjukkan suatu fakta bawa pada setiap
keadaan momentum sudut benda yang berputar selalu tetap walaupun mengalami
perubahan kecepatan atau bentuk. Keadaan ini merupakan bentuk dari hukum
kekekalan momentum sudut.
Hukum kekekalan
momentum sudut merupakan salah satu hukum dasar dalam fisika dan akan banyak
digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berhubungan dengan gerak
rotasi.
BOLA MENGGELINDING
Pada bagian ini
kita akan menyelidiki keadaan bola yang menggelinding di atas suatu bidang.
Bola menggelinding merupakan representasi dari benda yang bergerak translasi
sekaligus rotasi. Ini berarti bola tersebut berputar pada porosnya selain
bergerak maju. Keadaan ini dilihat pada gambar.
Gerak bola ini
terdiri dari dua kecepatan yang dilakukan bola, yaitu kecepatan linier dan
kecepatan sudut (anguler). Selain itu kita juga dapat menyatakan percepatan
dari gerak bola menggelinding tersebut sebagai percepatan sudut.
Ada baiknya kita memasukkan besaran
energi untuk menggambarkan gerak bola menggelinding. karena bola menggelinding
dalam keadaan bergerak maka energi yang terkandung dalam bola yang
menggelinding tidak lain adalah energi kinetik. Energi kinetik benda terdiri
dari energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi. Sehingga energi
kinetik total dari bola menggelinding adalah :
Ek = Ek translasi + Ek rotasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar