Senin, 25 Februari 2013

falsafah

Semua hal di dunia ini memiliki falsafah. Falsafah ialah makna terdalam yang meliputi sesuatu hal. Misalnya falsafah olahraga yang tersirat di dalam semboyan "Men sano in corpore sano" (Di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula). Diharapkan penggemar olahraga tidak hanya sehat badannya, tapi juga sehat jiwanya. Sehat jiwa di sini maksudnya sportif, jujur, tidak curang, dan mau mengakui keunggulan lawan.

Demikian pula seni bela diri. Bela diri memiliki falsafah. Misalnya Kempo dengan falsafahnya,"Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman".

Menurut pendapat saya, ada 3 klasifikasi falsafah bela diri. Di bawah ini adalah uraiannya.

1. Falsafah Bertahan
Mengingat sejarah bela diri yang kental dengan suasana dan ajaran agama Budha, sebagian besar bela diri memiliki falsafah bertahan. Tidak menyerang lebih dahulu, dan hanya menggunakan jurus untuk membela diri. Tidak menggunakan bela diri untuk pamer atau unjuk kehebatan. Contoh bela diri aliran ini antara lain Aikido, Pencak Silat, dan Shaolin Kung Fu.

2. Falsafah Menyerang
Dalam perkembangannya, ahli bela diri mengembangkan tidak hanya teknik bertahan, tapi juga teknik menyerang. Menyerang memiliki keuntungan di mana kita bisa melumpuhkan lawan tanpa mesti menunggu serangannya. Di dalam beberapa kasus seperti melawan musuh berbadan besar atau perkelahian keroyokan, menyerang memberikan keunggulan mendahului melumpuhkan lawan sebelum keadaan berkembang menguntungkan lawan. Contoh bela diri yang menganut falsafah menyerang adalah Karate dan Tae Kwon Do.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar