Senin, 27 Februari 2012

Bung Karno Sang Inisiator Pemugaran dan Pencarian Makam Imam Bukhari (Ahli Hadist)

Kebesaran nama mantan presiden Indonesia pertama Ir Soekarno tak
pernah lenyap dimakan jaman baik di negeri sendiri ataupun di luar
negeri, terutama di daerah Eropa Timur. Di bekas negara pecahan Uni
Soviet, yaitu negara Uzbekistan, nama Ir Soekarno sangat dihormati, jika
orang Indonesia (muslim) datang berkunjung ke Uzbekistan sempatkan
diri untuk mengunjungi Makam Imam Bukhari salah satu ahli hadits nabi
muhammad SAW maka akan diberi keistimewaan, orang Indonesia akandiizinkan masuk ke bagian dasar bangunan yang merupakan tempat
jasad Imam Bukhari disemayamkan.
Makam Imam Bukhari tertutup untuk umum, tetapi kalau ada orang
indonesia datang pintu makam akan dibukakan dan persilahkan masuk,
hal ini dikarenakan Ir Soekarno merupakan orang yang melakukan
pemugaran dan merenovasi tempat itu, sehingga semua orang Indonesia
diberi keistimewaan di tempat itu

Sejarah Ir Soekarno sebagai penemu makam Imam Bukhari
Di Tashkent tidak ada jalan bernama Bung Karno. Tapi bukan berarti
rakyat Uzbekistan ini tidak mengenal presiden pertama Republik
Indonesia itu.Tidak banyak yang tahu kalau Bung Karno adalah penemu makam Imam
Al Bukhari, seorang perawi hadist Nabi Muhammad SAW. Begini
ceritanya. Tahun 1961 pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet
sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet Nikita Sergeyevich Khrushchev
mengundang bung Karno ke Moskow. Kayaknya Khrushchev hendak
menunjukkan pada Amerika bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni
Soviet.
Karena bukan orang lugu, Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke

Moskow. Bung Karno tahu, kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi
dan menderita adalah rakyat. Bung Karno tidak mau membawa Indonesia
ke dalam situasi yang tidak menguntungkan. Bung Karno juga tidak mau
Indonesia dipermainkan oleh negara mana pun.
Bung Karno mengajukan syarat. Kira-kira begini kata Bung Karno, “Saya
mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi.
Tidak boleh tidak”. Khrushchev balik bertanya, “Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?”
Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat
ingin menziarahinya.”
jelas saja Khrushchev terheran-heran. Siapa lagi ini Imam Al Bukhari.
Dasar orang Indonesia, ada-ada saja. Mungkin begitu sungutnya dalam
hati. Tidak mau membuang waktu, Khrushchev segera memerintahkan
pasukan elitnya untuk menemukan makam dimaksud. Entah berapa lama
waktu yang dihabiskan anak buah Khrushchev untuk menemukan makam
itu, yang jelas hasilnya nihil.
Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno. “Maaf Paduka Presiden,
kami tidak berhasil menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa
Anda berkenan mengganti syarat Anda?” Bung Karno tersenyum sinis. “Kalau tidak ditemukan, ya sudah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda.”'

Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas
memerah. Khrushchev balik kanan, memerintahkan orang-orang nomor
satunya langsung menangani masalah ini. Nah, akhirnya setelah bolak
balik sana sini, serta mengumpulkan informasi dari orang-orang tua
Muslim di sekitar Samarkand, anak buah Khrushchev menemukan makam
Imam kelahiran Bukhara tahun 810 Masehi itu. Makamnya dalam kondisi
rusak tak terawat.
Imam Al Bukhari yang memiliki pengaruh besar bagi umat Islam di
Indonesia itu dimakamkan di Samarkand tahun 870 M.
Khrushchev memerintahkan agar makam itu dibersihkan dan dipugar
secantik mungkin.
Selesai renovasi, Khrushchev menghubungi Bung Karno kembali. Intinya,
misi pencarian makam Imam Al Bukhari berhasil. Sambil tersenyum Bung
Karno mengatakan, “Baik, saya datang ke negara Anda.” Setelah dari
moskow, tanggal 12 Juni 1961 Bung Karno tiba di Samarkand. Sehari
sebelumnya puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar
Revolusi Indonesia ini di Kota Tashkent.
Quote :
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan
Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan sejarah (jasmerah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar